#MedanX_LokapalaNewsNet
Sungai Deli yang terdapat di tengah tengah Medan memiliki misteri tersendiri. Untuk masyarakat kota Medan, sungai ini dari dahulu kala bukan hanya sebagai lumbung air tetapi juga memiliki sejarah yang panjang dalam perjalanannya kisahnya.
Sungai Deli yang hulunya di Delitua mengalir sampai ke Belawan. Sungai ini zaman dahulu kala digunakan Kerajaan Aru untuk berlayar ke negera negara jiran. Bahkan dalam cerita rakyat Sumatera Utara, sang naga memanfaatkan Sungai Deli ini untuk menyelamatkan Putri Hijau. Seolah mendukung kebenaran cerita ini, di Namo Rambe (Delitua) ada juga situs Putri Hijau dengan bekas benteng pertahanannya, juga bekas istana dan sumur tempat pemandian sang putri. Keberadaan situs tersebut sekaligus merupakan suatu bukti bahwa Sungai Deli menjadi alat transportasi bagi kerajaan Delitua.
Karena itu tidak seorangpun yang dapat menghalangi perjalanan kerajaan Delitua, walau pun para bajak laut. Berdasarkan galian informasi dari masyarakat setempat dan orang tua yang masih mengingat kisah kakek moyangnya mereka dahulu disebutkan bahwa sungai memang tidak seperti sekarang ini. Kala itu air sungai masih bersih dan jernih namun sangat angker. Karena itulah sungai itu memiliki pawang agar perjalanan pembesar kerajaan kala itu tidak ada yang mengganggu.
Sungai Deli disebutkan sebagai sungai yang terindah pada zamannya kala itu, sebab air nya bisa dimanfaatkan untuk minum tanpa di masak. Konon, bila Putri Hijau berlayar menikmati indahnya Sungai Deli, maka seketika itu airnya jernih dan tak ada sampah yang mengalirinya.
Kini air sungai deli sudah sangat tercemar dan banyak sampah di sungai. Dampaknya, banjir besar mulai dirasakan warga. selain masyarakat, peran aktif pemerintah juga diperlukan. Air Sungai Deli membatasi tiga wilayah Karo, Deli Serdang, Medan, kesadaran yang harus berubah bukan hanya untuk masyarakat di pinggiran sungai tapi seluruh masyarakat Kota Medan dan dua kabupaten lainnya
Tinggalkan Balasan